Minggu terakhir bulan Desember 2018, saat Aku mengunjungi rumah salah satu temanku (numpang WiFi-an sih sebenarnya hehe) dia menyodorkan sebuah buku. Itu novel.
Sampulnya biru bertuliskan "Ceros dan Batozar". Punya salah satu temanku yang lainnya. Aku membalik bukunya seraya membaca sinopsisnya. Entahlah, sudah menjadi kebiasaanku (dan kebiasaan banyak orang) yang kalau menemukan buku baru selalu kubaca sinopsis di balik sampul belakang bukunya. Menarik. Aku langsung membalik lagi ke depan dan membuka halaman pertama. Aku mulai membacanya dan mulai penasaran sekaligus kebingungan. Ku tutup kembali bukunya. Aku membuka halaman random dan mulai membaca lagi. Aku semakin kebingungan..Tapi yang kita bahas disini bukan buku "Ceros dan Batozar". Bukan. Setidaknya belum. Yang akan kita bahas disini adalah awal dari novel berseri bertema fantasi "Bumi" karya seorang penulis ternama, Tere Liye. Seri-nya sendiri sudah menjadi bagian dari cerita panjang yang terdiri dari "Bumi", "Bulan", "Matahari", "Bintang", "Ceros dan Batozar", serta yang terbaru (hingga saat tulisan ini ditulis) "Komet". Maka pantas saja Aku kebingungan karena buku pertama yang Aku baca adalah seri ke-empat-setengahnya (Ceros, dan Batozar). Aku lalu memutuskan untuk menjelajahi cerita ini dengan berlari ke awal cerita, yaitu buku pertama-nya "Bumi".
Ya, ya, Aku mengerti kalau ini sudah terlalu terlambat untuk me-review-nya mengingat cetakan pertama buku-nya sendiri sudah terbit pada bulan Januari 2014 silam. Itu 4 tahun yang lalu (hampir 5 tahun malah). Tapi, demi memuaskan rasa ingin tahu "klan Bumi" sepertiku (hehe), maka Aku putuskan untuk me-review bukunya karena bukunya terlalu menarik untuk tidak memulai membahasnya. Bahkan saat pertama kali Aku membacanya, Aku bergumam dalam hati "Kemana aja nih kok novel sebagus ini baru ku baca?". Baiklah daripada penasaran, akan ku berikan sedikit gambaran:
Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.
Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.
Namaku, Raib. Dan aku bisa menghilang.
Lihat? Itu baru bagian belakang sampul bukunya saja. Isi cerita di dalamnya bahkan lebih menarik lagi.
Seperti yang kalian tebak sendiri, penulis bercerita dari sudut pandang Raib, tokoh utama dalam kisah ini yang memiliki kemampuan untuk menghilang. Jelas itu bukan kemampuan biasa. Namun ternyata kemampuan itu tidak datang begitu saja. Tentu ada rahasia dibalik itu. Bersama sahabatnya, Seli yang ternyata juga dapat mengeluarkan petir dari tangannya dan si jenius Ali yang belakangan tahu bahwa dia bisa berubah menjadi beruang. Mereka berpetualang ke dunia klan Bulan, klan leluhur Raib, hanya untuk mengetahui bahwa mereka adalah bagian dari cerita besar tentang perang seribu tahun lalu di klan Bulan. Mempertahankan nasib dunia paralel dari ancaman Tamus yang hendak mengembalikan si Tanpa mahkota untuk menduduki tahkta klan Bulan.
Secara sekilas, cerita ini mengingatkanku pada serial novel (dan film) penyihir karya J.K. Rowling itu:
Beberapa kutipan menarik lain dari novelnya:
Lima menit kemudian, mobil yang Papa kemudikan sudah melesat di jalanan. Pagi itu Aku sungguh tidak tahu, setelah sarapan bersama yang selalu menyenangkan, beberapa jam lagi, kejutan itu tiba. Ada yang tahu rahasia besarku, bukan hanya satu, melainkan susul-menyusul. Seluruh kehidupanku mendadak berubah seratus delapan puluh derajat.
Perang besar siap meletus di Bumi. Aku tidak bergurau.
.... apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang. Kamu akan memperoleh semua jawaban. Masa lalu, hari ini, juga masa depan.
.... ketahuilah, sumber kekuatan terbaik adalah yang sering disebut dengan tekad, kehendak. Jutaan tahun usia planet ini, ribuan tahun kehidupan tiba di dunia ini. Semua mencoba bertahan hidup. Maka kehendak yang besar bahkan lebih kuat dibandingkan kekuatan itu sendiri
Daaaan.... masih banyak lagi kutipan lainnya. Tapi sebaiknya kalian sendiri saja yah yang membaca novelnya agar lebih seru lagi dan biar nggak kena lebih banyak spoiler (walaupun sudah sih.. hehe..).
After all, Setelah seharian membaca buku, hobi membaca-ku jadi muncul kembali.. Kalian juga yah! Membaca itu menyenangkan lho! Dan semoga libur tahun baru kalian menyenangkan!
Sekian.
Komentar
Posting Komentar